Omzet Mal Bisa Naik 20%

JAKARTA - Omzet penjualan pusat perbelanjaan mal pada tahun ini diperkirakan bisa mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan pencapaian pada tahun lalu yang lebih dari Rp100 triliun.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indo­nesia (APPBI) Handaka Santosa. Handaka mengungkapkan, peningkatan omzet hingga 20 persen tidak selalu terjadi setiap tahun.

Menurut Handaka, omzet pada semester II/2011 lebih tinggi dibandingkan semester I/2011. Pasalnya, kata Handaka, di semester II, penjualan didongkrak oleh momen Lebaran dan Natal.  "Di semester II, retailer panen penjualan. Sementara di semester I tidak ada momen apa-apa," kata Handaka ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (14/8/2011).

Handaka menjelaskan, program Jakarta Great Sale juga mampu mendongkrak penjualan. Pada tahun ini, Handaka memperkirakan, omzet program itu mencapai sekitar Rp8,6 triliun. Selain itu, menurutnya, program Midnight Sale tidak mendongkrak penjualan selama setahun.

"Midnight Sale hanya mendongkrak penjualan di bulan tertentu saja ketika program itu digelar. Itu semacam gaya hidup konsumen sekaligus fenomena baru. Setahun biasanya diadakan tiga kali," jelasnya.

Awalnya, kata Handaka, program Midnight Sale dipelopori oleh Senayan City. "Kemudian diikuti oleh beberapa mal lainnya. Itu kan semacam strategi marketing,"ucap Handaka yang juga menjabat sebagai CEO Senayan City.

Handaka menuturkan, faktor-faktor tertentu seperti krisis yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa tidak serta merta berdampak pada omzet mal. Handaka mengaku, saat ini, daya beli masyarakat memang sangat bagus sehingga otomatis omzet mal bisa mengalami peningkatan.

"Pendapatan perkapita kita tinggi sekali. Populasi kita juga terus meningkat. Ditambah lagi, turis semakin gemar berkunjung. Jadi, kekuatan berbelanja tinggi sekali,"papar Handaka.
(Sandra Karina/Koran SI/ade)